Syahrazad Dan Kisah 1001 Malam


Cerita 1001 malam, tentu kita sudah biasa mendengarnya dan sudah akrab dengan cerita-cerita di dalamnya, seperti kisah Ali Baba, Sinbad, ataupun Aladdin. Cerita 1001 malam sendiri yang juga sering disebut dengan judul The Arabian Nights adalah sekumpulan cerita yang dikisahkan oleh Syahrazad.

Alkisah seorang raja bernama Raja Syahriar yang mendapati istrinya tidur seranjang dengan seorang budaknya, dan dengan rasa sakit hati dan ganas, dia menghabisi keduanya.Namun yang mengherankan, bahwa pembunuhan itu tidak dapat meredamkan murka sang raja yang terlanjur lepas kendali. Balas dendam menjadi obsesinya tiap malam. Dia ingin membunuh lebih banyak lagi perempuan. Untuk itu, dia memerintahkan wazirnya (pegawai tertinggi kerajaan) yang kebetulan adalah ayah Syahrazad, untuk menyediakan seorang gadis setiap malam.. Sang rajaakan mengawininya, hidup bersamanya semalam, dan menghukum mati istrinya pada keesokan harinya.

Dan begitulah yang dilakukannya selama tiga tahun. Dia telah membunuh lebih dari seratus gais tak berdosa, hingga rakyat menyerukan perlawanan dan pengutukan terhadapnya seraya memohon kepada Allah supaya mengahncurkan sang raja dan pemerintahannya. Para perempuan tercekam ketakutan, para ibu menangis, para orangtua melarikan anak-anak perempuan mereka hingga tidak ada seorang perempuan muda pun di kota itu untuk dinikahi.

Akhirnya, pada suatu hari, di seluruh wilayah kerajaan tinggal dua gadis yang tersisa, yaitu Syahrazad, putri tertua sang wazir dan adiknya, Duniazad. Ketika sang wazir pulang kerumah dengan wajah pucat dan sangat muram, Syahrazad bertanya kepada ayahnya, masalah apa yang tengah dipikirkannya. Sang ayah menceritakan persoalan yang dihadapinya, dan ternyata Syahrazad bereaksi dengan suatu cara yang tidak diduga sama sekali oleh ayahnya.

Alih-alih meminta bantuan ayahnya untuk melarikan diri, dia menawarkan diri pergi ke istana dan melewatkan satu malam bersama sang raja. " Aku mohon izin Ayah untuk menikah dengan Raja Syahriar," pintanya. "Bisa jadi aku akan tetap hidup atau bisa jadi aku akan jadi tumbal bagi gadis -gadis Muslim lainnya dan menyelamatkan mereka dari tangannya dan tanganmu, Ayah".

Ayah Syahrazad yang sanyat mencintai putrinya, menentang rencana itu, dan mendesak putrinya untuk memikirkan alternatif lain. Menikahkan anaknya dengan Syahriar berarti menyerahkan anaknya pada kematian. Akan tetapi Syahrazad tidak seperti ayahnya, ia yakin akan kekuatan istimewa dirinya yang dapat menghentikan serangkaian pembantaian itu. Dan berniat mengobati penyakit batin sang Raja dengan menceritakan kepadanya segala peristiwa yang pernah menimpa orang-orang lain.

Syahrazadakan mengajak sang raja menjelajahi negeri-negeri yang jauh untuk mengenal cara-cara yang belum dikenalinya hingga sang raja dapat menyadari ketidakberesan di dalam dirinya. Dia berniat membantu sang raja melihat penjara di dalam dirinya dan kebencian obsesifnya terhadap perempuan. Syahrazad begitu yakin, jika dia berhasil membawa sang raja melihat dirinya sendiri, sang raja dapat berubah dan akan lebih mencintai sesama manusia. Akhirnya, dengan terpaksa, sang ayah meluluskan permintaan Syahrazad dan menikahkan putrinya dengan Syahriar. 

Begitu memasuki kamar tidur Raja Syahriar, Syahrazad mulai bercerita tentang suatu cerita yang sangat memikat, dan dengan sangat cerdik, dia membuat cerita itu menggantung di bagian yang paling menegangkan hingga sang raja tidak ingin berpisah dengannya keesokan harinya. Maka raja membiarkan Syahrazad tetap hidup hingga malam berikutnya, hingga cerita itu dapat diselesaikan. Akan tetapi pada malam kedua, Syahrazad mengisahkan cerita lain yang lebih seru yang juga jauh dari selesai ketika pagi telah tiba, dan sang raja membiarkannya tetap hidup.

Hal yang sama berulang pada malam-malam berikutnya, dan begitu seterusnya hingga seribu malam, yang berarti hampir tiga tahun, hingga sang raja tidak mampu membayangkan dapat hidup tanpa Syahrazad. Akhirnya pasangan ini memiliki dua orang anak, dan setelah seribu satu malam, sang raja menghentikan kebiasaan mengerikan itu, yaitu memenggal kepala perempuan.


Dikutip dari :
Buku "Perempuan-Perempuan Harem" Karangan Fatima Mernissi

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Bendera Indonesia Berwarna Merah Putih?

Mau Tau, Sejarah Setrika