Tentang Banjir Rob
Istilah banjir rob tentu sudah tidak asing lagi bagi anda yang tinggal di daerah pesisir sekitar Jakarta, Pantura maupun kota Semarang. Mengingat seringnya wilayah tersebut sering terjadi banjir rob. Namun bagi anda anda yang tinggal di daerah pegunungan atau wilayah dataran tinggi mungkin belum begitu paham atau bahkan belum pernah mendengar istilah banjir rob. Berikut saya akan coba menyampaikan sedikit ulasan mengenai banjir rob.
Banjir rob/banjir pasang adalah banjir yang disebabkan oleh air laut yang menggenangi daratan, banjir ini biasa terjadi pada daerah yang memiliki permukaan yang lebih rendah daripada permukaan air laut. Isu pemanasan global merupakan pembicaraan hangat yang tengah terjadi di seluruh dunia. Pemanasn global merupakan penyebab meningkatnya suhu udara di bumi, yang tentu saja menyebabkan mencairnya es di kutub sehingga permukaan air laut menjadi naik. Fenomena naiknya air laut ini dikenal dengan sebutan sea level rise. Fenomena ini tentu saja menimbulkan ancaman bagi masyarakat yang betempat tinggal di pesisir pantai.
Pemanfaatan air tanah secara berlebihan/eksploitasi air tanah juga merupakan salah satu penyebab turunnya permukaan tanah. Bagaimana bisa? Pada daerah pesisir yang padat penduduk, tentu kebutuhan akan air bersih juga meningkat. Sehingga banyak yang mengambil air dari sumber air tanah secara berlebihan, hal ini menyebabkan terjadi penurunan permukaan tanah dan intrusi air laut.
Selain itu, pembabatan hutan mangrove juga merupakan penyebab terjadinya banjir rob. Salah satu fungsi hutan bakau adalah sebagai penahan air ketika gelombang pasang datang menerjang. Jika hutan mangrove dibabat habis, maka secara otomatis tidak ada lagi penahan gelombang yang datang dan banjir rob yang terjadi menjadi semakin parah.
Lalu, bagaimanakah cara untuk mengatasi banjir rob?
Menurut
Dr Ir
Suripin MEng. Antisipasi banjir bisa dilakukan melalui pemanenan air hujan di
daerah atas, pembuatan pompa untuk daerah bawah, serta membendung air laut yang
masuk ke daratan.
Konsep lainnya
adalah dapat dilakukan jika telah dilakukan kajian primer, terdapat beberapa
konsep yang mungkin bisa digunakan. Konsep-konsep itu, antara lain water
front city, tidal gate di muara sungai, atau polder. Konsep water
front city atau kota tepi air adalah menjadikan air sebagai bagian
kehidupan sehari-hari masyarakat. Water front city dapat diterapkan untuk
daerah yang tingkat penurunan tanahnya tinggi. Konsep ini menghendaki
masyarakat membuat rumah panggung dengan kondisi sekelilingnya air yang bersih.
Sedangkan konsep tidal gate adalah semacam meletakkkan pintu air
atau lebih tepatnya pintu pasang surut di daerah muara yang bertujuan untuk
mencegah air laut yang masuk ke sungai terlalu besar. Konsep polder
adalah dilakukan pembuatan suatu kolam kecil yang berguna untuk menampung rob.
Namun polder-polder tersebut harus ditata sedemikian rupa. Penataan tersebut harus dilakukan secara terpadu dan
menjadi bagian dari drainase kota.
banjir itu sebenarnya kesalahan kita juga lho,kita buang sampah sembarangan yang menyebabkan sungai atau saluran air penuh dengan sampah ..
BalasHapusTrmksh infonya
BalasHapusmakasih infonya sangat menambah pengetahuan
BalasHapusnutrilon